A.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering di rangkaikan
bagaikan kata majemuk. Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti
dan jantung hati dari kegiatan bimbingan. Dalam setiap bidang ilmu pengetahuan
masing-masing memiliki pakar atau ahli yang kerap kali memberikan pandangan dan
pendapat yang berbeda-beda dalam memberikan definisi atau pengertian dari
materi-materi dalam bidang keilmuan tersebut. Begitu juga dalam memberikan
definisi bimbingan dan konseling, ada banyak ahli yang memberikan definisi yang
berbeda beda untuk keilmuan tersebut.
1.
Pengertian
Menurut
beberapa ahli tentang rumusan tentang istilah bimbingan .
Menurut Jones (1963), Guidance is the
help given by one person to another in making choile and adjustmenents and in
solving problems. Dalam pengertian tersebut terkandung maksud bahwa tugas
pembimbing hanyalah membantu agar individu yang dibimbing mampu membantu
dirinya sendiri, sedangkan keputusan terakhir tergantung kepada yang dibimbing
(klien).
Menurut Rochman Natawidjaja (1978) bimbingan adalah proses pemberian bantuan
kepada seseorang yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya seseorang
tersebut dapat memahami dirinya sendiri sehingga dia mampu mengarahkan dirinya
sendiri untuk bertindak yang wajar sesuai dengan tuntunan dan keadaan keluarga
serta masyarakat.
Prayitno dan Erman Amti (2004) mengungkapkan bahwa bimbingan merupakan
proses pemberian bantuan oleh orang yang ahli kepada beberapa orang atau
individu, baik anak anak, remaja, maupun dewasa.
Winkel (2005) memberikan definisi bimbingan ialah usaha melengkapi individu
dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri.
Kalau kita amati pendapat para ahli tentang bimbingan sepertinya para ahli
diatas kebanyakan sepakat bahwa secara umum bimbingan mempunyai arti bantuan.
Namun jika kita mau menyimpulkan pendapat para ahli tersebut dengan pengertian
yang lebih luas, maka kurang lebih kesimpulannya adalah bahwa bimbingan
merupakan bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu atau
beberapa orang dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk memahami dan
mengatasi permasalahan yang dialami oleh individu atau seseorang tersebut,
dengan cara terus menerus dan sitematis.
2.
Pengertian
Konseling
Istilah konseling (counselin)
diartikan sebagai penyuluhan. Istilah penyuluhan dalam kegiatan bimbingan menurut
ahli kurang tepat. Menurut mereka yang lebih tepat adalah konseling karena
kegiatan konseling ini sifatnya lebih khusus,tidak sama dengan kegiatan – kegiatan
penyuluhan lain seperrti penyuluhan dalam
bidang pertanian dan penyuluhan dalam keluarga berencana.
(Winkel,1978) Pelayanan Konseling menuntut kealihan
khusus, sehingga tidak semua orang yang dapat memberikan bimbingan mampu
memberikan jenis layanan konseling ini.
Menurut Prayitno dan Erman Amti(2004) konseling merupakan
proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh
seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami masalah yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi oleh individu tersebut.
Menurut James P.Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976: 19a)
Konseling adalah suatu pertalian Timbal balik anntara dua
orang individu di mana yang seorang (konselor) membantu yang lain (konseli)
supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya daslam hubungan dengan masalah
hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengertian konseling merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
konselor yang dilakukan secara khusus dengan cara tatap muka dengan konseli
guna mengatasi masalah yang dihadapi konseli.
Berdasarakan pendapat – pendapat tersebut
dapatlah dikatakan bahwa kegiatan koseling itu mempunyai ciri – ciri sebagai
berikut :
a.
Pada
umumnya dilaksanakan secara perorangan
b.
Dilakukan
dalam suatu perjumpaan tatap muka
c.
Untuk
melaksanakan konseling dibutuhkan orang yang ahli (konselor)
d.
Individu
yang menerima layanan (klien) akhinya mampu memecahkan masalahnya dengan
kemampuan sendiri.
B.
Peranan Bimbingan dan Konseling dalam
Pendidikan di Sekolah
Bimbingan dan konseling menangani
masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang garapan pengajaran, tetapi secara
tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di
sekolah itu.Kegiatan ini dilakukan melalui layanan secara khusus terhadap semua siswa agar dapat
mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara penuh (Mortensen dan
Schemuller, 1969). Konselor dan guru merupakan suatu tim yang sangat penting
dalam kegiatan pendidikan. Keduanya dapat saling menunjang terciptanya proses
pembelajaran yang lebih efektif. Oleh karena itu, kegiatan bimbingan dan
konseling, tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan sekolah.
Menurut Rochman Natawidjaja (1987), ada 5
faktor yang melatar belakangi perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
diantaranya :
a.
Kesadaran
akan perbedaan individual diantara setiap individu di antara manusia
Kita harus menyadari bahwa setiap individu itu berbeda-beda
tabiat, kelebihan, dan kekurangannya. Kita tidak bisa menganggap mereka sama
rata. Dalam praktek pendidikan kita di Indonesia, jika ada siswa yang tidak
bisa matematika tetapi bisa bersosialisasi dengan baik kepada lingkungannya
akan tetap disebut bodoh dibandingkan dengan siswa yang pintar dalam matematika
tetapi tidak bisa bersosialisasi.
b.
Kesadaran
akan perlunya sistem pelayanan pendidikan lainnya yang berpusat pada
anak
Selama ini, guru hanya
menjadikan siswa sebagai objek. Yang artinya siswa harus tunduk dan patuh
kepada guru tanpa ada pengecualian. Yang terpenting target kurikulumnya
tercapai. Tidak peduli pada bakat-bakat yang dimiliki oleh para siswa. Seorang
guru harus bisa menyesuaikan diri dengan siswanya bukan sebaliknya.
c.
Kesadaran akan perlunya penerapan konsep
demokrasi dalam pendidikan secara tepat
Kehidupan demokratis adalah
suatu kehidupan yang diharapkan oleh bangsa Indonesia sejak lama, termasuk
dalam bidang pendidikan. Sebagai contoh, dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1,
menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Tetapi pada
kenyataannya masih banyak warga negara yang tidak bisa mengecap pendidikan yang
layak.
d.
Kesadaran akan permasalahan yang dihadapi oleh
individu dalam kehidupan masyarakat yang senantiasa berubah dan berkembang
Dengan perkembangan dan
perubahan zaman yang begitu cepat, masyarakat kita akan mengalami kejutan
budaya. Yaitu menjadi asing dan bingng dengan lingkungan sosialbudaya
sekitarnya. Oleh karena itu, seorang guru harus membantu siswa untuk menjadi
pembuat keputusan yang baik, cepat, dan tepat sekaligus. Kelak, siswa harus
mampu menangkap kesempatan dan peluang di lingkungannya tanpa harus menunggu
kesempatan itu datang.
e.
Kesadaran akan persoalan yang dihadapi oleh
individu dalam kehidupan modern
Kemajuan teknologi dan Ilmu
Pengetahuan tidak hanya memudahkan kita dalam menjalani kehidupan, tetapi juga
menimbulkan masalah yang semakin rumit. Seperti pergeseran nilai dan norma,
pengaruh negatif kebudayaan asing pada anak. Dalam hal ini guru harus mampu
membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan yang sangat modern seperti
sekarang.
C.
Peran
Guru Dalam Bimbingan Dan Konseling
Guru
adalah seseorang yang memiliki keahlian dalam pekerjaannya untuk membentuk dan
mencetak generasi penerus bangsa agar menjadi manusia yang berakhlak mulia, bermartabat dan dapat mengembangkan dirinya baik secara
vertikal maupun secara
horizontal yang berlandaskan semboyan TUT WURI HANDAYANI.
Bimbingan
adalah bantuan yang diberikan oleh guru kepada peserta didiknya secara
perorangan agar dapat memahami dirinya untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya semaksimal mungkin.
Konseling
adalah proses pemberian bantuan guru kepada peserta didiknya yang dilakukan
secara individu agar peserta didik memiliki keinginan untuk mengubah dirinya
kearah yang lebih baik.
Guru
sekolah dasar yang memiliki peran ganda yang sangat penting baik sebagai wali
kelas tidak hanya mengajar mata pelajaran saja,akan tetapi guru sekolah dasar
harus bisa memberikan pelayanan bimbingan dan konseling setiap harinya.
Bimbingan dan konseling yang diberikan bukan hanya berupa pemberian nasehat
saja, akan
tetapi menyangkut seluruh kepentingan peserta didiknya agar terciptanya
pengembangan pribadi secara optimal.
Pendidikan
sekolah dasar merupakan cikal bakal untuk membentuk sumber daya manusia yang
berpotensi baik secara akademik maupun non akademik. Karena tugas guru sekolah
dasar hampir
setiap hari berada didalam kelas
yang secara otomatis guru mengetahui apa saja
permasalahan yang dihadapi peserta didiknya. Oleh karena itu bimbingan dan
konseling dalam pendidikan sekolah dasar keberadaannya dalam kondisi
pekembangan IPTEK yang sangat pesat sangat diperlukan mengingat penerus bangsa
pada saat ini semakin keluar dari norma-norma yang ada.
Masalah
yang dihadapi peserta didik tingkat dasar beraneka ragam, baik itu kenakalan, putus sekolah,kesulitan
belajar, kelainan
baik secara fisik maupun psikis.
guru
yang memiliki tugas kehidupan yang berkenaan dengan spiritualitas, pengaturan diri, pekerjaan,
persahabatan dan cinta.
Mengapa
demikian?
Peran
guru dalam spiritualitas adalah dengan memperhatikan peserta didiknya agar
mampu menerapkan moral,etika dan aturan-aturan formal yang ada untuk melindungi
dan melestarikan kebenaran dan kesucian hidup dalam diri manusia.
Peran
guru sebagai pengatur diri adalah dapat mengamalkan hidup sehat pada dirinya
sehingga guru memiliki kepekaan emosional dan kemampuan intelektualnya dalam
memecahkan permasalahan yang ada dengan mengembangkan kreativitasnya.
Peran
guru dalam pekerjaan adalah dapat memperoleh keuntungan ekonomis(berupa materi
agar dapat mengejar sukses yang lebih tinggi), keuntungan
psikologis(dapat percaya diri dan berguna)dan keuntungan sosial(memiliki status
dan persahabatan).
Peran
guru dalam persahabatan adalah guru akan memberikan dukungan baik secara
emosional(berupa rasa aman dan perlindungan, keberadaan(berupa
bantuan materi) dan
informasi berupa nasehat dan pemberian data yang diperlukan).
Peran
guru dalam cinta adalah hubungan batin dengan orang lain yang didasarkan akan
adanya saling terbuka, percaya untuk bekerjasama dalam memberikan komitmen yang
kuat. suasana
seperti itu amat besar pengaruhnya terhadap kesehatan dan menambah panjang
umur.
Pada
zaman orde lama siapapun dapat menjadi guru asal bisa membaca,menulis,berhitung
dan membagi kemauanya kepada orang lain.akan tetapi seiring dengan perkembangan
zaman guru dituntut memiliki gelar akademik tanpa memperhatikan standar mutu. karena itu bagaimana
dapat menciptakan guru yang professional? Guru sekolah dasar yang profesional
adalah guru yang dapat menguasai semua mata pelajaran sesuai dengan kurikulum yang
ditetapkan,menguasai kelas dan mengendalikan perilaku peserta didik serta mampu
berkomunikasi dengan baik sehingga dapat memberikan informasi yang bermanfaat. proses terbentuknya
kualitas kinerja dilakukan selama pembelajaran berlangsung sehingga guru tidak
hanya mengajar saja tetapi juga ikut serta menjadi pelajar untuk dirinya
sendiri sehingga dalam menjalankan profesinya berupaya mengembangkan diri
sepanjang hayatnya.
Untuk
itu guru sekolah dasar sebagai pembimbing dan konselor bagi peserta didik harus
memiliki kemampuan diri sebagai berikut:
1. Motivator yaitu guru harus kreatif dalam memberikan
dorongan atau dukungan kepada peserta didik dalam meningkatkan spiritual dan
hasil belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Inspirator yaitu guru dituntut untuk memiliki pengetahuan
dan wawasan yang luas sehingga dapat mengispirasi peserta didik agar mempunyai
keinginan atau cita-cita sesuai dengan bakat yang di minatinya
3. Inovator yaitu guru harus bisa menemukan strategi,
metode dan melaksanakan pembaharuan disekolah sehingga
kegiatan belajar mengajar tidak monotone.
4. Mediator yaitu guru dapat menciptakan media yang tepat
sesuai dengan pembelajaran yang ditetapkan.karena media merupakan alat
komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar.
5. Fasilitator yaitu memberikan kemudahan dalam kegiatan
belajar mengajar dengan cara penerapkan strategi pembelajaran,
misalnya dengan membentuk kelompok-kelompok diskusi agar
peserta didik menjadi lebih aktif.
6. Aktor yaitu guru harus dapat berperilaku dan
berpenampilan yang baik di depan peserta didik agar dapat menjadi contoh yang
baik.karena apapun yang dilakukan oleh guru cenderung ditiru.
7. Evaluator yaitu guru harus dapat mengetahui sampai sejauh
mana proses belajar mengajar berhasil dan mampu mengoreksi apa saja yang masih
harus diperbaiki dan dipertahankan.
8. Administrator yaitu guru dituntut dapat membuat
administrasi disekolah, misalkan mengatur absen,
data siswa, nilai, dsb.
9. Manager kelas yaitu guru harus dapat mengendalikan
kondisi keadaan didalam kelas sehingga suasana didalam kelas dapat teratur dan
terarah yang berpusat pada tujuan pendidikan.
10. Desain pembelajaran yaitu guru harus merancang kegiatan
belajar mengajar sehingga tercipta suasana yang kondusif dan menyenangkan.
Guru
sekolah dasar sebagai pembimbing dan konseling harus memiliki karakter yang
kuat sehingga sosoknya bukan untuk ditakuti oleh peserta didik tetapi dapat
mengubah penerus bangsa kearah yang lebih baik sehingga dapat mencetak sumber
daya manusia yang mampu bersaing secara sehat diera saat ini. Oleh sebab itu
guru harus dapat peka untuk bersikap peduli terhadap peserta didik dengan
menyentuh kehidupan individual mereka, menumbuhkan keberanian peserta didik
untuk menyatakan pendapatnya,
bersikap
toleran terhadap kekeliruan dan keragaman peserta didik, menciptakan dan
mengembangkan lingkungan yang stabil dan dinamis dengan berpedoman terhadap
ketauhidan diatas segala-galanya.
D.
Peranan Bimbingan dan Konseling Dalam
Pembelajaran Siswa
Setiap
proses belajar mengajar, guru selalu memiliki keinginan agar siswanya
memperoleh hasil pelajaran yang baik dan memuaskan. Dalam proses belajar
biasanya dilihat dari perubahan tingkah laku siswa yang berbeda-beda.
Menurut
Abu Ahmadi (1977) mengemukakan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar ditandai
dengan berbagai gejalanya, seperti :
1. Hasil belajarnya rendah di bawah
rata-rata kelas.
2. Hasil yang di capai tidak seimbang
dengan usaha yang dilakukannya.
3. Menunjukkan sikap yang kurang
wajar, suka menentang, dusta, tidak mau menyelesaikan tugas-tugas.
4. Menunjukkan
tingkah laku yang berlainan seperti suka membalas, suka mengganggu dan
sebagainya.
Siswa
yang memiliki kesulitan belajar, biasanya memiliki masalah yang membuat siswa
merasa tidak konsentrasi dalam belajar. Seorang bimbingan dan konseling sangat
diperlukan untuk mengatasi masalah dan kesulitan yang dimiliki oleh siswa.
Sehingga siswa mendapatkan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya dan
proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik.
Ada
3 layanan bimbingan dan konseling yang diberikan adalah :
1. Bimbingan belajar
Bimbingan belajar adalah upaya membantu guru untuk membantu siswa
menggalami masalah-masalah kesulitan belajar.
Masalah-masalah yang sering dihadapi dalam belajar yaitu :
Pelajaran yang mereka
anggap susah yang membuat mereka tidak suka dari pada pelajaran itu sehingga
apa yang diajarkan oleh seorang guru hanya sia-sia.
Cara belajarnya;
Maksudnya biasanya dalam belajar itu siswa butuh masukan dan
tanggapan dari orang lain. Oleh karena itu sebaiknya jika pelajaran itu
memungkinkan harus mengerjakan dengan yang lain, maka diharapkan guru
memberikan tugas dengan berkelompok.
Cara bagaimana
merencanakan waktu dan kegiatan belajar;
Maksudnya jika berada dilingkungan sekolah, waktu yang diberikan
untuk belajar digunakan dengan sebaik-baiknya. Sehingga waktu yang ada tidak
sia-sia, bisa dilakukan dengan cara belajar sambil bermain sehingga waktunya yang ada bermanfaat dan siswa
bisa dengan mudah menyerap ilmu itu.
2. Bimbingan sosial
Bimbingan sosial merupakan jenis bimbingan yang bertujuan untuk
membantu siswa dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah
sosial, sehingga siswa mendapat penyesuaian yang sebaik-baiknya dalam
lingkungan sosialnya, sehingga terciptalah suasana belajar mengajar yang
kondusif.
Menurut Abu Ahmad (1977) bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk:
a. Memperoleh kelompok belajar
dan bermain yang sesuai.
Misalnya : ketika melaksanakan tugas kelompok sebaiknya seorang
guru membagi kelompok dengan cara acak, sehingga pada saat melaksanan tugas
siswa itu dapat bersosialisasi dengan teman yang lain. Dan dalam bermain
seharusnya semua siswa itu diajak bermain bersama sehingga tingkat sosial
terhadap orang lain bisa tumbuh dengan sendirinya. Karena biasanya siswa hanya
berteman dengan yang menurutnya orang itu cocok buatnya dengan adanya seperti
itu maka siswa menjadi kurangnya tingkat sosial. Di sinilah adanya bimbingan
dan konseling itu sangat dibutuhkan.
b. Membantu memperoleh persahabatan
yang sesuai.
Misalnya : seorang pembimbing harus selalu membimbing siswa dalam
memilih sahabat, karena jika siswa itu salah memilih sahabat itu juga akan
membuat masalah baru bagi siswa terutama pada saat belajar. Memilih sahabat
sebaiknya, memilih sahabat yang bisa membuat perubahan yang baik seperti; dalam
proses belajar jika ada kesulitan dan masalah dalam pelajaran sahabat bisa membantunya
dengan cara mengajarkannya. Dan sahabat itu selalu mengingatkan kepada siswa
tersebut hal-hal yang baik dan bisa memotivasi sehingga dapat mengubah prilaku
yang baik pula.
c. Membantu mendapatkan
kelompok sosial untuk memecahkan masalah tertentu.
Misalnya : dalam menyelesaikan tugas kelompok siswa menjadi saling
membantu dalam menyelesaikan masalah dalam tugasnya sehingga tugas itu terasa
lebih mudah dan ringan jika dikerjakan dengan bersama-sama. Dengan cara seperti
itu siswa dapat menyesuaikan dengan teman sebayanya.
3. Bimbingan dalam mengatasi
masalah-masalah pribadi
Dalam bimbingan ini membantu siswa untuk mengatasi masalah-masalah
pribadi, sehingga akibat kekurang mampuan siswa dalam menyesuaikan diri dengan
aspek-aspek perkembangan, keluarga, belajar, cita-cita, konflik pribadi,
sosial, dan finansial.
Menurut Downing (1986) mengemukakan bahwa layanan bimbingan di
sekolah sangat bermanfaat, terutama dalam membantu :
a. Menciptakan suasana hubungan
sosial yang menyenangkan.
b. Menstimulasi siswa agar mereka
meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Menciptakan pengalaman
belajar yang lebih bermakna.
d. Meningkatkan motivasi belajar
siswa.
e. Menciptakan
dan menstimulasi timbulnya minat belajar.
E. Pengertian
dan Sumber Stres dalam Pekerjaan Guru
A.
Pengertian
Stres
Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu
dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa
yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan
penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu
sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. Stres adalah suatu
gejala fisik yang dialami oleh setiap manusia di dunia. Bisa dialami oleh
anak-anak, orang tua, laki-laki, dan perempuan.
Stres bisa berdampak positif, tetapi bisa juga berdampak negatif. Stres
dapat berdampak positif ketika stres menjadi suatu pembangkit motivasi kita
untuk melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan yang berpengaruh negatif adalah
ketika stres menjadikan kita tidak percaya diri, marah-marah, sehingga
terkadang, stres membuat kita sakit
kepala.
B. Tingkatan Stres pada setiap Periode Kehidupan
1.
Stres
pada bayi
Meskipun bayi masih belum bisa bicara, tetapi bayi pun bisa mengalami stres
yang bisa diakibatkan oleh pengaruh lingkungan yang tidak sesuai dengan bayi.
2.
Stres
pada usia anak-anak
Stres yang dialami anak-anak bisa bersumber dari keluarga, teman bermain
dan lingkungan sekolah.
3.
Stres
pada Remaja
Masa remaja adalah masa untuk pencarian jati diri seseorang, sehingga mudah
terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Remaja umumnya ingin bebas, tidak ada
yang mengatur. Tetapi disisi lain, orang tua menekan remaja untuk tidak bisa
bebas. Maka banyak remaja yang melawan, berbohong, dll.
4.
Stres
pada Orang Dewasa
Orang dewasa sering mengalami stres akibat masalah keluarga, pekerjaan,
anak-anak, perselingkuhan suami istri,
dll.
C. Sumber stres pada Guru
Orang yang sedang stres sering ditandai dengan sakit kepala, darah tinggi,
jantung berdebar-debar, gelisah, pesimis, malas, dll.
Stres dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a)
Stressor
Fisik-Biologik, stres jenis ini
diakibatkan oleh keadaan fisik/tubuh tidak sesuai dengan keinginan seseorang.
Misalnya cacat tubuh, atau postur tubuh yang tidak proporsional.
b)
Stressor
Psikologik, adalah stres yang diakibatkan oleh kekecawaan seseorang terhadap
suatu yang diharapkan. Misalnya gagal dalam ujian, iri hati.
c)
Stressor
sosial, adalah stres karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Seperti adanya cekcok antara anggota keluarga, masalah ekonomi yang sulit.
Adapun faktor
pemicu stres yang terjadi pada seorang guru adalah sebagai berikut:
1. Kesejahteraan hidup yang kurang terjamin
Bagi guru yang sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS),
mungkin hal ini bukanlah masalah, tetapi bagi guru tidak tetap terkadang gaji
yang diterima tidak mencukupi untuk kehidupan sehari-hari meskipun sudah
bekerja seharian, terutama guru-guru di daerah pedalaman.
2. Iklim atau suasana kerja yang kurang nyaman
Seperti banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang sangat
memprihatinkan keadaaannya. Mulai dari gedung-gedung yang mau roboh, kurangnya
sarana belajar membuat guru-guru menjadi merasa tidak nyaman.
3. Tempat kerja jauh dari rumah
Logikanya, jika semakin jauh maka ongkosnya juga akan
semakin besar. Jika gaji yang diterima itu kecil maka beban hidup akan terasa
lebih berat dengan jarak yang jauh itu.
4. Siswa yang tidak disiplin
Dalam mengajar suatu kelas, tidak mungkin hanya ada satu
karakter siswa. Pasti ada berbagai macam kebiasaan dan sifat yang berbeda dari
siswa. Terkadang ada siswa yang tidak mau menurut peraturan yang telah dibuat
oleh sekolah, sehingga membuat para guru kewalahan mengatasinya.
5. Adanya persaingan tidak sehat antar guru
Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap dari kita pasti ingin
terlihat lebih dari yang lainnya. Tidak berbeda dengan guru. Karena ingin
terlihat lebih kadang harus menjatuhkan teman kerja.
6. Mempunyai penyakit yang kronis yang mengganggu
pekerjaannya
Setiap manusia pasti tidak ada yang mau sakit. sakit
adalah suatu kondisi yang manusiawi yang harus dialami kebanyakan orang di
dunia. Namun terkadang, penyakit yang kronis sangat mengganggu dalam melakukan
tugas/pekerjaan kita. Seorang guru yang memiliki penyakit kronis, bisa
mengakibatkan proses mengajar tidak maksimal.
7. Mempunyai masalah dalam keluarga
Kesulitan ekonomi, biaya sekolah anak bisa mempengaruhi
kualitas mengajar seorang guru. Seorang guru harus mempu menmpatkan posisinya.
Ketika di sekolah, guru sama sekali tidak boleh terlihat punya masalah.
8. Kurang lancarnya jenjang karier
Kenaikan pangkat atau golongan seorang guru adalah hal
yang sangat ditunggu-tunggu, karena dengan naik pangkat gaji pun akan ikut
naik. Namun ketika sekian lama mengajar pangkat tidak kunjung naik, bisa
membuat guru jadi malas kerja/mengajar.
9. Sering adanya potongan gaji
Dengan beban hidup yang besar tetapi gaji sedikit,
membuat seorang guru harus meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Namun dengan meminjam uang, gaji yang diterimanya menjadi lebih kecil. Dan hal
itu malah membuat beban hidup menjadi semakin banyak.
F.
Mengelola Stres dalam Pekerjaan
A. Pengertian Pengelolaan (
Manajemen ) Stres
Pengelolaan stres disebut juga dengan istilah
Coping. Menurut R. S. Lazarus dan Folkman ( Taylor, 2003 : 219 ) , Coping
adalah proses mengelola tuntutan (internal dan eksternal) yang ditaksir sebagai
beban karena diluar kemampuan diri individu. Coping terdiri atas upaya-upaya
yang berorientasi kegiatan dan intrapsikis untuk mengelola (seperti
menuntaskan, tabah, mengurangi, atau meminimalkan) tuntutan internal dan
eksternal dan konflik diantaranya.
Sementara menurut Weiten dan Llyod mengemukakan
bahwa “coping” merupakan “upaya-upaya untuk mengatasi, mengurangi, atau
menoleransi ancaman dan beban perasaan yang tercipta karena stres.
B. Faktor-faktor yang
mempengaruhi Coping
Faktor-faktor yang mempengaruhi Coping sebagai
upaya untuk mereduksi atau mengatasi stres, yaitu:
1. Dukungan Sosial
Dukungan sosial dapat diartikan sebagai
“Pemberian bantuan atau pertolongan terhadap seseorang yang mengalami stres
dari orang lain yang memiliki hubungan dekat (saudara atau teman).
House (1981) mengemukakan bahwa dukungan sosial memiliki empat
fungsi, yaitu:
a. Emotional Support,
b. Appraisal Support,
c. Informational Support,
d. Instrumental Support.
2. Kepribadian
Diantara tipe atau karakteristik kepribadian tersebut adalah:
a. Hardiness (ketabahan, daya
tahan)
Hardiness diartikan sebagai sikap komitmen, Internal Locus
Control, dan kesadaran akan tantangan (challenge)
b. Optimisme
Yaitu kecenderungan umum untuk mengharapkan hasil-hasil yang baik.
c. Humoris
Orang yang senang humor (humoris) cenderung lebih toleran dalam
menghadapi situasi stres daripada orang yang tidak senang humor.
C. Kiat – kiat Mengelola Stres
Menurut Weiten dan Llyod diantara pengelolaan stres yang negatif
adalah:
1. Giving Up (withdraw)
2. Agresif
3. Memanjakan diri sediri
(Indulging Yourself)
4. Mencela diri sendiri (
Blaming Yourself )
5. Mekanisme pertahanan diri
Coping yang konstruktif dapat dilakukan melalui beberapa
pendekatan atau metode, yaitu:
1. Rational Emotive Therapy,
Yaitu terapi yang memfokuskan kepada upaya untuk mengubah pola
berpikir klien yang irrasional sehingga dapat mengurangi gangguan emosi atau
perilaku.
2. Meditasi,
Merupakan latihan mental untuk memfokuskan kesadaran atau
perhatian dengan cara yang non-analitis, contohnya: yoga.
Melalui meditasi ini seseorang dapat meredam atau mereduksi
kekalutan emosinya.
3. Relaksasi,
Relaksasi dapat mengatasi kekalutan emosional dan mereduksi
masalah fisiologis (gangguan atau penyakit fisik)
4. Mengamalkan ajaran Agama
sebagai wujud Keimanan kepada Tuhan.
Kualitas keimanan seorang manusia dapat diukur dari kualitas
ibadahnya kepada Allah, baik yang bersifat Hablumminallah maupun
Hablumminanaas.
Seorang manusia yang taat beribadah dan memahami makna substansi
dari ibadah tersebut, maka ia akan memiliki sifat pribadi yang positif.
Sehingga ia akan mampu mengelola hidup dan kehidupannya secara
sehat, wajar dan normatif, serta mampu menghadapi situasi stres yang positif.
Beberapa
alternatif atau kiat-kiat lain, yang dapat dilakukan dalam upaya mencegah atau
mengatasi stres adalah:
1. Mengubah persepsi yang
negatif terhadap sesuatu
2. Menurunkan kadar minat atau
keinginan terhadap sesuatu
3. Menghilangkan pola pikir
yang irrasional
4. Berpikir positif (positive
thinking), tidak berburuk sangka.
5. Mencari dukungan sosial,
memperbanyak teman yang baik akhlaknya.
6. Mengelola kehidupan
sehari-hari secara sehat dan teratur, seperti: tidur teratur dengan jumlah waktu yang cukup (bagi orang dewasa
antara 5-8 jam)
7. Merawat kesehatan diri
dengan cara menjauhi perbuatan-perbuatan yang diharamkan agama, seperti:
meminum minuman keras.
8. Berpartisipasi aktif dalam
kegiatan sosial-kemasyarakatan
9. Mengamalkan ajaran agama,
seperti: shalat wajib maupun sunah.
D. Kiat Menghadapi Terpaan Masalah
Masalah atau persoalan hidup merupakan suatu hal
yang tidak akan luput dari hidup manusia. Namun, bila kita cermati, persoalan
yang sama menimpa manusia, akan disikapi dengan cara yang berbeda-beda. Ada
yang begitu panik, goyah, kalut dan stres. Namun, ada pula yang menghadapinya
secara mantap, tenang atau bahkan malah menikmatinya.
Dengan bertambahnya usia, tuntutan, harapan, kebutuhan, cita-cita
serta tanggungjawab, maka kualitas dan kuantitas masalah pun pada umumnya akan
terus meningkat.
Berkaitan dengan itu, ada sejumlah kiat sederhana yang dapat kita
lakukan untuk menghadapi terpaan dalam hidup:
1. Siap,
Kita harus sadar bahwa kita hanyalah makhluk yang memiliki banyak
keterbatasan untuk mengetahui segala hal yang tidak terjangkau oleh daya nalar
dan kemampuan kita. Oleh karena itu, kita harus siap untuk menghadapi hal-hal
yang sesuai maupun hal-hal diluar keinginan kita.
Kita punya rencana, Allah Swt pun punya rencana,
dan yang pasti terjadi adalah apa yang menjadi rencana Allah Swt. Siapkan
mental kita untuk menerima apapun yang terbaik menurut ilmu
Allah Swt.
2. Ridha,
Jangan selimuti diri dengan keluh kesah. Semua
itu tidak menyelesaikan masalah, malah bisa jadi sebaliknya. Artinya, kita
harusridha menerima apapun kenyataan yang terjadi, diiringi ikhtiar
untuk memperbaiki kenyataan pada jalan yang diridhai Allah Swt. Biasanya
orang menjadi stres karena dia tidak memiliki kesiapan mental dalam menerima
kenyataan yang ada. Pikirannya selalu tidak realistis, tidak sesuai dengan
kenyataan, sibuk menyesali dan berandai-andai dengan sesuatu yang sudah tidak
ada, atau yang tidak mungkin terjadi. Sungguh kesengsaraan yang dibuat sendiri.
3. Jangan mempersulit diri,
Sebagian besar penderitaan kita adalah hasil
dramatisasai perasaan dan pikiran sendiri. Tidak mungkin dalam hidup ini kita
terus menerus ditimpa kesulitan. Begitupun, tidak mungkin dalam hidup ini kita
selalu menemukan kelapangan dan kemudahan. Segalanya pasti akan ada akhirnya
dan dipergilirkan dengan keadilan Allah Swt.
4. Evaluasi Diri,
Hidup ini bagai gaung dipegunungan, apa yang
kita bunyikan, suara itu pulalah yang akan kembali pada kita. Artinya, segala
sesuatu yang terjadi pada kita adalah buah dari apa yang kita lakukan.
Dalam alQuran Surat AlZalzalah ayat 7-8, Allah Swt berfirman,
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar (seberat)
dzarrahpun, niscaya Dia akan lihat balasannya, dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan seberat dzarrahpun niscaya Dia akan melihat balasannya.”
Jadikanlah setiap masalah menjadi sarana efektif
untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri, karena hal itulah yang menjadi
keuntungan bagi diri dan pengundang pertolongan Allah Swt.
5. Yakin pada pertolongan
Allah,
Sekuat tenaga kita ikhtiar dan meminta bantuan
siapapun, tanpa ijin-Nya tak akan pernah terjadi yang kita harapkan. Allah Swt
memjanjikan dalam Surat At-Thalaq ayat 3, “Barangsiapa yang bersungguh-sungguh
mendekati Allah (bertaqwa) niscaya akan diberi jalan keluar bagi setiap urusannya,
dan akan diberi rizki dari tempat yang tidak
disangka-sangka, dan barangsiapa yang bertawakal hanya kepada Allah niscaya
akan dicukupi segala kebutuhannya.”
E. Cerdik Mengatasi Konflik
Konflik bisa muncul kapan saja dan dimana saja,
tak terkecuali ditempat kita bekerja. Masalahnya bukanlah bagaimana menghindarinya
melainkan bagaimana cerdik mengatasinya.
Atasi konflik secara asertif. Asertif berarti menghindari
sikap-sikap ancaman, intimidasi, dan menjatuhkan orang lain.
Ada 8 langkah dalam mengatasi konflik secara asertif, yaitu;
1. Pupuk keyakinan
Yakinlah bahwa tak ada masalah tanpa ada jalan keluar. Allah Swt
sendiri berjanji bahwa Dia tak akan membebani manusia diluar kesanggupannya.
2. Definisikan masalah dan
hasil yang ingin dicapai
Mendefinisikan berarti mencaritahu secara spesifik masalah yang
dihadapi beserta berbagai kemungkinan penyebabnya.
3. Rencanakan waktu dan tempat
untuk bicara
Menentukan waktu dan tempat yang tepat untuk bicara sangat penting
untuk mencapai suatu hasil dan tujuan.
4. Rencanakan apa yang akan
anda katakan
Membantu membahas masalah langsung ke intinya serta menghindari
pernyataan-pernyatan yang akan memperuncing masalah.
5. Nyatakan masalah secara
jelas berdasarkan fakta
Nyatakanlah persoalan utama dalam bentuk fakta yang akurat.
6. Ungkapkan perasaan bukan
vonis
Ungkapkan apa yang anda pikirkan dan rasakan, karena pernyatan
yang bersifat vonis dan diungkapkan secara kasar akan memunculkan pertengkaran
baru.
7. Jelaskan solusi yang
diinginkan
Solusi yang diinginkan, ucapkanlah sebagai permintaan bukan
instruksi atau ancaman.
8. Perkuat solusi dengan
menjelaskan konsekuensi
Jelaskan konsekuensi apa yang akan terjadi, jangan bebankan
konsekuensi hanya pada satu pihak saja karena akan memunculkan perasaan
diperlakukan tidak adil.
Konflik memang seringkali membuat lelah semua
pihak yang terlibat. Disitulah saat-saat emosi kita diusik. Kemarahan,
ketegangan , kecemasan dan stres berbaur menjadi satu sehingga yang kerap
terjadi adalah sikap-sikap tak terkendali.
Hikmah tertinggi dari upaya kita melerai konflik
adalah janji Allah Swt untuk memberikan rahmat bagi siapa saja yang bersedia
mengatasi konflik dan menciptakan perdamaian. Berdasarkan firman Allah dalam
al-Quran surat Al Hujurat ayat 10 berikut ini:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karenanya
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah SWT agar kamu
mendapat rahmat.”