Kalender

Sabtu, 12 Mei 2012

Bimbingan/Konseling dan Stress


A.           Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering di rangkaikan bagaikan kata majemuk. Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti dan jantung hati dari kegiatan bimbingan. Dalam setiap bidang ilmu pengetahuan masing-masing memiliki pakar atau ahli yang kerap kali memberikan pandangan dan pendapat yang berbeda-beda dalam memberikan definisi atau pengertian dari materi-materi dalam bidang keilmuan tersebut. Begitu juga dalam memberikan definisi bimbingan dan konseling, ada banyak ahli yang memberikan definisi yang berbeda beda untuk keilmuan tersebut.

1.      Pengertian

Menurut beberapa ahli tentang rumusan tentang istilah bimbingan .

Menurut Jones (1963), Guidance is the help given by one person to another in making choile and adjustmenents and in solving problems. Dalam pengertian tersebut terkandung maksud bahwa tugas pembimbing hanyalah membantu agar individu yang dibimbing mampu membantu dirinya sendiri, sedangkan keputusan terakhir tergantung kepada yang dibimbing (klien).

Menurut Rochman Natawidjaja (1978) bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya seseorang tersebut dapat memahami dirinya sendiri sehingga dia mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk bertindak yang wajar sesuai dengan tuntunan dan keadaan keluarga serta masyarakat.

Prayitno dan Erman Amti (2004) mengungkapkan bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan oleh orang yang ahli kepada beberapa orang atau individu, baik anak anak, remaja, maupun dewasa.

Winkel (2005) memberikan definisi bimbingan ialah usaha melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri.

Kalau kita amati pendapat para ahli tentang bimbingan sepertinya para ahli diatas kebanyakan sepakat bahwa secara umum bimbingan mempunyai arti bantuan. Namun jika kita mau menyimpulkan pendapat para ahli tersebut dengan pengertian yang lebih luas, maka kurang lebih kesimpulannya adalah bahwa bimbingan merupakan bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu atau beberapa orang dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang dialami oleh individu atau seseorang tersebut, dengan cara terus menerus dan sitematis.

2.      Pengertian Konseling

Istilah konseling (counselin) diartikan sebagai penyuluhan. Istilah penyuluhan dalam kegiatan bimbingan menurut ahli kurang tepat. Menurut mereka yang lebih tepat adalah konseling karena kegiatan konseling ini sifatnya lebih khusus,tidak sama dengan kegiatan – kegiatan penyuluhan lain seperrti penyuluhan dalam  bidang pertanian dan penyuluhan dalam keluarga berencana.

(Winkel,1978) Pelayanan Konseling menuntut kealihan khusus, sehingga tidak semua orang yang dapat memberikan bimbingan mampu memberikan jenis layanan konseling ini.

Menurut Prayitno dan Erman Amti(2004) konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh individu tersebut.

Menurut James P.Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976: 19a)
Konseling adalah suatu pertalian Timbal balik anntara dua orang individu di mana yang seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya daslam hubungan dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian konseling merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh konselor yang dilakukan secara khusus dengan cara tatap muka dengan konseli guna mengatasi masalah yang dihadapi konseli.
Berdasarakan pendapat – pendapat tersebut dapatlah dikatakan bahwa kegiatan koseling itu mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
a.       Pada umumnya dilaksanakan secara perorangan
b.      Dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka
c.       Untuk melaksanakan konseling dibutuhkan orang yang ahli (konselor)
d.      Individu yang menerima layanan (klien) akhinya mampu memecahkan masalahnya dengan kemampuan sendiri.

B.            Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah
Bimbingan dan konseling menangani masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang garapan pengajaran, tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah itu.Kegiatan ini dilakukan melalui layanan secara khusus terhadap semua siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara penuh (Mortensen dan Schemuller, 1969). Konselor dan guru merupakan suatu tim yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan. Keduanya dapat saling menunjang terciptanya proses pembelajaran yang lebih efektif. Oleh karena itu, kegiatan bimbingan dan konseling, tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan sekolah.
Menurut Rochman Natawidjaja (1987), ada 5 faktor yang melatar belakangi perlunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah, diantaranya :
a.       Kesadaran akan perbedaan individual diantara setiap individu di antara manusia
Kita harus menyadari bahwa setiap individu itu berbeda-beda tabiat, kelebihan, dan kekurangannya. Kita tidak bisa menganggap mereka sama rata. Dalam praktek pendidikan kita di Indonesia, jika ada siswa yang tidak bisa matematika tetapi bisa bersosialisasi dengan baik kepada lingkungannya akan tetap disebut bodoh dibandingkan dengan siswa yang pintar dalam matematika tetapi tidak bisa bersosialisasi.
b.      Kesadaran akan perlunya sistem pelayanan pendidikan lainnya yang berpusat pada anak
Selama ini, guru hanya menjadikan siswa sebagai objek. Yang artinya siswa harus tunduk dan patuh kepada guru tanpa ada pengecualian. Yang terpenting target kurikulumnya tercapai. Tidak peduli pada bakat-bakat yang dimiliki oleh para siswa. Seorang guru harus bisa menyesuaikan diri dengan siswanya bukan sebaliknya.
c.       Kesadaran akan perlunya penerapan konsep demokrasi dalam pendidikan secara tepat
Kehidupan demokratis adalah suatu kehidupan yang diharapkan oleh bangsa Indonesia sejak lama, termasuk dalam bidang pendidikan. Sebagai contoh, dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1, menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Tetapi pada kenyataannya masih banyak warga negara yang tidak bisa mengecap pendidikan yang layak.
d.      Kesadaran akan permasalahan yang dihadapi oleh individu dalam kehidupan masyarakat yang senantiasa berubah dan berkembang
Dengan perkembangan dan perubahan zaman yang begitu cepat, masyarakat kita akan mengalami kejutan budaya. Yaitu menjadi asing dan bingng dengan lingkungan sosialbudaya sekitarnya. Oleh karena itu, seorang guru harus membantu siswa untuk menjadi pembuat keputusan yang baik, cepat, dan tepat sekaligus. Kelak, siswa harus mampu menangkap kesempatan dan peluang di lingkungannya tanpa harus menunggu kesempatan itu datang.
e.       Kesadaran akan persoalan yang dihadapi oleh individu dalam kehidupan modern
Kemajuan teknologi dan Ilmu Pengetahuan tidak hanya memudahkan kita dalam menjalani kehidupan, tetapi juga menimbulkan masalah yang semakin rumit. Seperti pergeseran nilai dan norma, pengaruh negatif kebudayaan asing pada anak. Dalam hal ini guru harus mampu membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan yang sangat modern seperti sekarang.
C.           Peran Guru Dalam Bimbingan Dan Konseling
Guru adalah seseorang yang memiliki keahlian dalam pekerjaannya untuk membentuk dan mencetak generasi penerus bangsa agar menjadi manusia yang berakhlak mulia, bermartabat  dan dapat mengembangkan dirinya baik secara vertikal maupun secara horizontal yang berlandaskan semboyan TUT WURI HANDAYANI.
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh guru kepada peserta didiknya secara perorangan agar dapat memahami dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya semaksimal mungkin.
Konseling adalah proses pemberian bantuan guru kepada peserta didiknya yang dilakukan secara individu agar peserta didik memiliki keinginan untuk mengubah dirinya kearah yang lebih baik.
Guru sekolah dasar yang memiliki peran ganda yang sangat penting baik sebagai wali kelas tidak hanya mengajar mata pelajaran saja,akan tetapi guru sekolah dasar harus bisa memberikan pelayanan bimbingan dan konseling setiap harinya. Bimbingan dan konseling yang diberikan bukan hanya berupa pemberian nasehat saja, akan tetapi menyangkut seluruh kepentingan peserta didiknya agar terciptanya pengembangan pribadi secara optimal.
Pendidikan sekolah dasar merupakan cikal bakal untuk membentuk sumber daya manusia yang berpotensi baik secara akademik maupun non akademik. Karena tugas guru sekolah dasar hampir setiap hari berada didalam kelas yang secara otomatis guru mengetahui apa saja permasalahan yang dihadapi peserta didiknya. Oleh karena itu bimbingan dan konseling dalam pendidikan sekolah dasar keberadaannya dalam kondisi pekembangan IPTEK yang sangat pesat sangat diperlukan mengingat penerus bangsa pada saat ini semakin keluar dari norma-norma yang ada.
Masalah yang dihadapi peserta didik tingkat dasar beraneka ragam, baik itu kenakalan, putus sekolah,kesulitan belajar, kelainan baik secara fisik maupun psikis. guru yang memiliki tugas kehidupan yang berkenaan dengan spiritualitas, pengaturan diri,  pekerjaan, persahabatan dan cinta.
Mengapa demikian?
Peran guru dalam spiritualitas adalah dengan memperhatikan peserta didiknya agar mampu menerapkan moral,etika dan aturan-aturan formal yang ada untuk melindungi dan melestarikan kebenaran dan kesucian hidup dalam diri manusia.
Peran guru sebagai pengatur diri adalah dapat mengamalkan hidup sehat pada dirinya sehingga guru memiliki kepekaan emosional dan kemampuan intelektualnya dalam memecahkan permasalahan yang ada dengan mengembangkan kreativitasnya.
Peran guru dalam pekerjaan adalah dapat memperoleh keuntungan ekonomis(berupa materi agar dapat mengejar sukses yang lebih tinggi), keuntungan psikologis(dapat percaya diri dan berguna)dan keuntungan sosial(memiliki status dan persahabatan).
Peran guru dalam persahabatan adalah guru akan memberikan dukungan baik secara emosional(berupa rasa aman dan perlindungan, keberadaan(berupa bantuan materi) dan informasi berupa nasehat dan pemberian data yang diperlukan).
Peran guru dalam cinta adalah hubungan batin dengan orang lain yang didasarkan akan adanya saling terbuka, percaya untuk bekerjasama dalam memberikan komitmen yang kuat. suasana seperti itu amat besar pengaruhnya terhadap kesehatan dan menambah panjang umur.
Pada zaman orde lama siapapun dapat menjadi guru asal bisa membaca,menulis,berhitung dan membagi kemauanya kepada orang lain.akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman guru dituntut memiliki gelar akademik tanpa memperhatikan standar mutu. karena itu bagaimana dapat menciptakan guru yang professional? Guru sekolah dasar yang profesional adalah guru yang dapat menguasai semua mata pelajaran  sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan,menguasai kelas dan mengendalikan perilaku peserta didik serta mampu berkomunikasi dengan baik sehingga dapat memberikan informasi yang bermanfaat. proses terbentuknya kualitas kinerja dilakukan selama pembelajaran berlangsung sehingga guru tidak hanya mengajar saja tetapi juga ikut serta menjadi pelajar untuk dirinya sendiri sehingga dalam menjalankan profesinya berupaya mengembangkan diri sepanjang hayatnya.
Untuk itu guru sekolah dasar sebagai pembimbing dan konselor bagi peserta didik harus memiliki kemampuan diri sebagai berikut:
1.      Motivator yaitu guru harus kreatif dalam memberikan dorongan atau dukungan kepada peserta didik dalam meningkatkan spiritual dan hasil belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
2.      Inspirator yaitu guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas sehingga dapat mengispirasi peserta didik agar mempunyai keinginan atau cita-cita sesuai dengan bakat yang di minatinya
3.      Inovator yaitu guru harus bisa menemukan strategi, metode dan melaksanakan pembaharuan disekolah sehingga kegiatan belajar mengajar tidak monotone.
4.      Mediator yaitu guru dapat menciptakan media yang tepat sesuai dengan pembelajaran yang ditetapkan.karena media merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar.
5.      Fasilitator yaitu memberikan kemudahan dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara penerapkan strategi pembelajaran, misalnya dengan membentuk kelompok-kelompok diskusi agar peserta didik menjadi lebih aktif.
6.      Aktor yaitu guru harus dapat berperilaku dan berpenampilan yang baik di depan peserta didik agar dapat menjadi contoh yang baik.karena apapun yang dilakukan oleh guru cenderung ditiru.
7.      Evaluator yaitu guru harus dapat mengetahui sampai sejauh mana proses belajar mengajar berhasil dan mampu mengoreksi apa saja yang masih harus diperbaiki dan dipertahankan.
8.      Administrator yaitu guru dituntut dapat membuat administrasi disekolah, misalkan mengatur absen, data siswa, nilai, dsb.
9.      Manager kelas yaitu guru harus dapat mengendalikan kondisi keadaan didalam kelas sehingga suasana didalam kelas dapat teratur dan terarah yang berpusat pada tujuan pendidikan.
10.  Desain pembelajaran yaitu guru harus merancang kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suasana yang kondusif dan menyenangkan.
Guru sekolah dasar sebagai pembimbing dan konseling harus memiliki karakter yang kuat sehingga sosoknya bukan untuk ditakuti oleh peserta didik tetapi dapat mengubah penerus bangsa kearah yang lebih baik sehingga dapat mencetak sumber daya manusia yang mampu bersaing secara sehat diera saat ini. Oleh sebab itu guru harus dapat peka untuk bersikap peduli terhadap peserta didik dengan menyentuh kehidupan individual mereka, menumbuhkan keberanian peserta didik untuk menyatakan pendapatnya, bersikap toleran terhadap kekeliruan dan keragaman peserta didik, menciptakan dan mengembangkan lingkungan yang stabil dan dinamis dengan berpedoman terhadap ketauhidan diatas segala-galanya.

D.           Peranan Bimbingan dan Konseling Dalam Pembelajaran Siswa
Setiap proses belajar mengajar, guru selalu memiliki keinginan agar siswanya memperoleh hasil pelajaran yang baik dan memuaskan. Dalam proses belajar biasanya dilihat dari perubahan tingkah laku siswa yang berbeda-beda.
Menurut Abu Ahmadi (1977) mengemukakan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar ditandai dengan berbagai gejalanya, seperti :
1.     Hasil belajarnya rendah di bawah rata-rata kelas.
2.     Hasil yang di capai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya.
3.     Menunjukkan sikap yang kurang wajar, suka menentang, dusta, tidak mau menyelesaikan tugas-tugas.
4.     Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka membalas, suka mengganggu dan sebagainya.
Siswa yang memiliki kesulitan belajar, biasanya memiliki masalah yang membuat siswa merasa tidak konsentrasi dalam belajar. Seorang bimbingan dan konseling sangat diperlukan untuk mengatasi masalah dan kesulitan yang dimiliki oleh siswa. Sehingga siswa mendapatkan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya dan proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik.
Ada 3 layanan bimbingan dan konseling yang diberikan adalah :
1.     Bimbingan belajar
Bimbingan belajar adalah upaya membantu guru untuk membantu siswa menggalami masalah-masalah kesulitan belajar.
Masalah-masalah yang sering dihadapi dalam belajar yaitu :
       Pelajaran yang mereka anggap susah yang membuat mereka tidak suka dari pada pelajaran itu sehingga apa yang diajarkan oleh seorang guru hanya sia-sia.
       Cara belajarnya;
Maksudnya biasanya dalam belajar itu siswa butuh masukan dan tanggapan dari orang lain. Oleh karena itu sebaiknya jika pelajaran itu memungkinkan harus mengerjakan dengan yang lain, maka diharapkan guru memberikan tugas dengan berkelompok.
       Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar;
Maksudnya jika berada dilingkungan sekolah, waktu yang diberikan untuk belajar digunakan dengan sebaik-baiknya. Sehingga waktu yang ada tidak sia-sia, bisa dilakukan dengan cara belajar sambil bermain sehingga waktunya yang ada bermanfaat dan siswa bisa dengan mudah menyerap ilmu itu.



2.     Bimbingan sosial
Bimbingan sosial merupakan jenis bimbingan yang bertujuan untuk membantu siswa dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, sehingga siswa mendapat penyesuaian yang sebaik-baiknya dalam lingkungan sosialnya, sehingga terciptalah suasana belajar mengajar yang kondusif.

Menurut Abu Ahmad (1977) bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk:

a.      Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai.
Misalnya : ketika melaksanakan tugas kelompok sebaiknya seorang guru membagi kelompok dengan cara acak, sehingga pada saat melaksanan tugas siswa itu dapat bersosialisasi dengan teman yang lain. Dan dalam bermain seharusnya semua siswa itu diajak bermain bersama sehingga tingkat sosial terhadap orang lain bisa tumbuh dengan sendirinya. Karena biasanya siswa hanya berteman dengan yang menurutnya orang itu cocok buatnya dengan adanya seperti itu maka siswa menjadi kurangnya tingkat sosial. Di sinilah adanya bimbingan dan konseling itu sangat dibutuhkan.

b.     Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai.
Misalnya : seorang pembimbing harus selalu membimbing siswa dalam memilih sahabat, karena jika siswa itu salah memilih sahabat itu juga akan membuat masalah baru bagi siswa terutama pada saat belajar. Memilih sahabat sebaiknya, memilih sahabat yang bisa membuat perubahan yang baik seperti; dalam proses belajar jika ada kesulitan dan masalah dalam pelajaran sahabat bisa membantunya dengan cara mengajarkannya. Dan sahabat itu selalu mengingatkan kepada siswa tersebut hal-hal yang baik dan bisa memotivasi sehingga dapat mengubah prilaku yang baik pula.

c.      Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah tertentu.
Misalnya : dalam menyelesaikan tugas kelompok siswa menjadi saling membantu dalam menyelesaikan masalah dalam tugasnya sehingga tugas itu terasa lebih mudah dan ringan jika dikerjakan dengan bersama-sama. Dengan cara seperti itu siswa dapat menyesuaikan dengan teman sebayanya.

3.     Bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi
Dalam bimbingan ini membantu siswa untuk mengatasi masalah-masalah pribadi, sehingga akibat kekurang mampuan siswa dalam menyesuaikan diri dengan aspek-aspek perkembangan, keluarga, belajar, cita-cita, konflik pribadi, sosial, dan finansial.
Menurut Downing (1986) mengemukakan bahwa layanan bimbingan di sekolah sangat bermanfaat, terutama dalam membantu :
a.      Menciptakan suasana hubungan sosial yang menyenangkan.
b.     Menstimulasi siswa agar mereka meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan belajar mengajar.
c.      Menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna.
d.     Meningkatkan motivasi belajar siswa.
e.      Menciptakan dan menstimulasi timbulnya minat belajar.
E.        Pengertian dan Sumber Stres dalam Pekerjaan Guru

A.    Pengertian Stres
Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. Stres adalah suatu gejala fisik yang dialami oleh setiap manusia di dunia. Bisa dialami oleh anak-anak, orang tua, laki-laki, dan perempuan.
Stres bisa berdampak positif, tetapi bisa juga berdampak negatif. Stres dapat berdampak positif ketika stres menjadi suatu pembangkit motivasi kita untuk melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan yang berpengaruh negatif adalah ketika stres menjadikan kita tidak percaya diri, marah-marah, sehingga terkadang, stres  membuat kita sakit kepala.



B.     Tingkatan Stres pada setiap Periode Kehidupan
1.      Stres pada bayi
Meskipun bayi masih belum bisa bicara, tetapi bayi pun bisa mengalami stres yang bisa diakibatkan oleh pengaruh lingkungan yang tidak sesuai dengan bayi.
2.      Stres pada usia anak-anak
Stres yang dialami anak-anak bisa bersumber dari keluarga, teman bermain dan lingkungan sekolah.
3.      Stres pada Remaja
Masa remaja adalah masa untuk pencarian jati diri seseorang, sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya. Remaja umumnya ingin bebas, tidak ada yang mengatur. Tetapi disisi lain, orang tua menekan remaja untuk tidak bisa bebas. Maka banyak remaja yang melawan, berbohong, dll.
4.      Stres pada Orang Dewasa
Orang dewasa sering mengalami stres akibat masalah keluarga, pekerjaan, anak-anak,  perselingkuhan suami istri, dll.

C.     Sumber stres pada Guru
Orang yang sedang stres sering ditandai dengan sakit kepala, darah tinggi, jantung berdebar-debar, gelisah, pesimis, malas, dll.
Stres dapat diklasifikasikan  sebagai berikut :
a)      Stressor Fisik-Biologik,  stres jenis ini diakibatkan oleh keadaan fisik/tubuh tidak sesuai dengan keinginan seseorang. Misalnya cacat tubuh, atau postur tubuh yang tidak proporsional.
b)      Stressor Psikologik, adalah stres yang diakibatkan oleh kekecawaan seseorang terhadap suatu yang diharapkan. Misalnya gagal dalam ujian, iri hati.
c)      Stressor sosial, adalah stres karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Seperti adanya cekcok antara anggota keluarga, masalah ekonomi yang sulit.
Adapun faktor pemicu stres yang terjadi pada seorang guru adalah sebagai berikut:
1.      Kesejahteraan hidup yang kurang terjamin
Bagi guru yang sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), mungkin hal ini bukanlah masalah, tetapi bagi guru tidak tetap terkadang gaji yang diterima tidak mencukupi untuk kehidupan sehari-hari meskipun sudah bekerja seharian, terutama guru-guru di daerah pedalaman.
2.      Iklim atau suasana kerja yang kurang nyaman
Seperti banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang sangat memprihatinkan keadaaannya. Mulai dari gedung-gedung yang mau roboh, kurangnya sarana belajar membuat guru-guru menjadi merasa tidak nyaman.
3.      Tempat kerja jauh dari rumah
Logikanya, jika semakin jauh maka ongkosnya juga akan semakin besar. Jika gaji yang diterima itu kecil maka beban hidup akan terasa lebih berat dengan jarak yang jauh itu.
4.      Siswa yang tidak disiplin
Dalam mengajar suatu kelas, tidak mungkin hanya ada satu karakter siswa. Pasti ada berbagai macam kebiasaan dan sifat yang berbeda dari siswa. Terkadang ada siswa yang tidak mau menurut peraturan yang telah dibuat oleh sekolah, sehingga membuat para guru kewalahan mengatasinya.
5.      Adanya persaingan tidak sehat antar guru
Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap dari kita pasti ingin terlihat lebih dari yang lainnya. Tidak berbeda dengan guru. Karena ingin terlihat lebih kadang harus menjatuhkan teman kerja.
6.      Mempunyai penyakit yang kronis yang mengganggu pekerjaannya
Setiap manusia pasti tidak ada yang mau sakit. sakit adalah suatu kondisi yang manusiawi yang harus dialami kebanyakan orang di dunia. Namun terkadang, penyakit yang kronis sangat mengganggu dalam melakukan tugas/pekerjaan kita. Seorang guru yang memiliki penyakit kronis, bisa mengakibatkan proses mengajar tidak maksimal.
7.      Mempunyai masalah dalam keluarga
Kesulitan ekonomi, biaya sekolah anak bisa mempengaruhi kualitas mengajar seorang guru. Seorang guru harus mempu menmpatkan posisinya. Ketika di sekolah, guru sama sekali tidak boleh terlihat punya masalah.
8.      Kurang lancarnya jenjang karier
Kenaikan pangkat atau golongan seorang guru adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu, karena dengan naik pangkat gaji pun akan ikut naik. Namun ketika sekian lama mengajar pangkat tidak kunjung naik, bisa membuat guru jadi malas kerja/mengajar.
9.      Sering adanya potongan gaji
Dengan beban hidup yang besar tetapi gaji sedikit, membuat seorang guru harus meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun dengan meminjam uang, gaji yang diterimanya menjadi lebih kecil. Dan hal itu malah membuat beban hidup menjadi semakin banyak.
   

F.            Mengelola Stres dalam Pekerjaan

A.      Pengertian Pengelolaan ( Manajemen ) Stres
Pengelolaan stres disebut juga dengan istilah Coping. Menurut R. S. Lazarus dan Folkman ( Taylor, 2003 : 219 ) , Coping adalah proses mengelola tuntutan (internal dan eksternal) yang ditaksir sebagai beban karena diluar kemampuan diri individu. Coping terdiri atas upaya-upaya yang berorientasi kegiatan dan intrapsikis untuk mengelola (seperti menuntaskan, tabah, mengurangi, atau meminimalkan) tuntutan internal dan eksternal dan konflik diantaranya.
Sementara menurut Weiten dan Llyod mengemukakan bahwa “coping” merupakan “upaya-upaya untuk mengatasi, mengurangi, atau menoleransi ancaman dan beban perasaan yang tercipta karena stres.

B.      Faktor-faktor yang mempengaruhi Coping
Faktor-faktor yang mempengaruhi Coping sebagai upaya untuk mereduksi atau mengatasi stres, yaitu:
1.      Dukungan Sosial
Dukungan sosial dapat diartikan sebagai “Pemberian bantuan atau pertolongan terhadap seseorang yang mengalami stres dari orang lain yang memiliki hubungan dekat (saudara atau teman).
House (1981) mengemukakan bahwa dukungan sosial memiliki empat fungsi, yaitu:
a.      Emotional Support,
b.      Appraisal Support,
c.       Informational Support,
d.      Instrumental Support.
2.      Kepribadian
Diantara tipe atau karakteristik kepribadian tersebut adalah:
a.      Hardiness (ketabahan, daya tahan)
Hardiness diartikan sebagai sikap komitmen, Internal Locus Control, dan kesadaran akan tantangan (challenge)
b.      Optimisme
Yaitu kecenderungan umum untuk mengharapkan hasil-hasil yang baik.
c.       Humoris
Orang yang senang humor (humoris) cenderung lebih toleran dalam menghadapi situasi stres daripada orang yang tidak senang humor.

C.      Kiat – kiat Mengelola Stres
Menurut Weiten dan Llyod diantara pengelolaan stres yang negatif adalah:
1.      Giving Up (withdraw)
2.      Agresif
3.      Memanjakan diri sediri (Indulging Yourself)
4.      Mencela diri sendiri ( Blaming Yourself )
5.      Mekanisme pertahanan diri

Coping yang konstruktif dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan atau metode, yaitu:
1.      Rational Emotive Therapy,
Yaitu terapi yang memfokuskan kepada upaya untuk mengubah pola berpikir klien yang irrasional sehingga dapat mengurangi gangguan emosi atau perilaku.
2.      Meditasi,
Merupakan latihan mental untuk memfokuskan kesadaran atau perhatian dengan cara yang non-analitis, contohnya: yoga.
Melalui meditasi ini seseorang dapat meredam atau mereduksi kekalutan emosinya.
3.      Relaksasi,
Relaksasi dapat mengatasi kekalutan emosional dan mereduksi masalah fisiologis (gangguan atau penyakit fisik)
4.      Mengamalkan ajaran Agama sebagai wujud Keimanan kepada Tuhan.
Kualitas keimanan seorang manusia dapat diukur dari kualitas ibadahnya kepada Allah, baik yang bersifat Hablumminallah maupun Hablumminanaas.
Seorang manusia yang taat beribadah dan memahami makna substansi dari ibadah tersebut, maka ia akan memiliki sifat pribadi yang positif.
Sehingga ia akan mampu mengelola hidup dan kehidupannya secara sehat, wajar dan normatif, serta mampu menghadapi situasi stres yang positif.
           
            Beberapa alternatif atau kiat-kiat lain, yang dapat dilakukan dalam upaya mencegah atau mengatasi stres adalah:
1.      Mengubah persepsi yang negatif terhadap sesuatu
2.      Menurunkan kadar minat atau keinginan terhadap sesuatu
3.      Menghilangkan pola pikir yang irrasional
4.      Berpikir positif (positive thinking), tidak berburuk sangka.
5.      Mencari dukungan sosial, memperbanyak teman yang baik akhlaknya.
6.      Mengelola kehidupan sehari-hari secara sehat dan teratur, seperti: tidur teratur dengan jumlah waktu yang cukup (bagi orang dewasa antara 5-8 jam)
7.       Merawat kesehatan diri dengan cara menjauhi perbuatan-perbuatan yang diharamkan agama, seperti: meminum minuman keras.
8.      Berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial-kemasyarakatan
9.      Mengamalkan ajaran agama, seperti: shalat wajib maupun sunah.

D.     Kiat Menghadapi Terpaan Masalah
Masalah atau persoalan hidup merupakan suatu hal yang tidak akan luput dari hidup manusia. Namun, bila kita cermati, persoalan yang sama menimpa manusia, akan disikapi dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang begitu panik, goyah, kalut dan stres. Namun, ada pula yang menghadapinya secara mantap, tenang atau bahkan malah menikmatinya.
Dengan bertambahnya usia, tuntutan, harapan, kebutuhan, cita-cita serta tanggungjawab, maka kualitas dan kuantitas masalah pun pada umumnya akan terus meningkat.

Berkaitan dengan itu, ada sejumlah kiat sederhana yang dapat kita lakukan untuk menghadapi terpaan dalam hidup:
1.      Siap,
Kita harus sadar bahwa kita hanyalah makhluk yang memiliki banyak keterbatasan untuk mengetahui segala hal yang tidak terjangkau oleh daya nalar dan kemampuan kita. Oleh karena itu, kita harus siap untuk menghadapi hal-hal yang sesuai maupun hal-hal diluar keinginan kita.
Kita punya rencana, Allah Swt pun punya rencana, dan yang pasti terjadi adalah apa yang menjadi rencana Allah Swt. Siapkan mental kita untuk menerima apapun yang terbaik menurut ilmu Allah Swt.
2.      Ridha,
Jangan selimuti diri dengan keluh kesah. Semua itu tidak menyelesaikan masalah, malah bisa jadi sebaliknya. Artinya, kita harusridha menerima apapun kenyataan yang terjadi, diiringi ikhtiar untuk memperbaiki kenyataan pada jalan yang diridhai Allah Swt. Biasanya orang menjadi stres karena dia tidak memiliki kesiapan mental dalam menerima kenyataan yang ada. Pikirannya selalu tidak realistis, tidak sesuai dengan kenyataan, sibuk menyesali dan berandai-andai dengan sesuatu yang sudah tidak ada, atau yang tidak mungkin terjadi. Sungguh kesengsaraan yang dibuat sendiri.
3.      Jangan mempersulit diri,
Sebagian besar penderitaan kita adalah hasil dramatisasai perasaan dan pikiran sendiri. Tidak mungkin dalam hidup ini kita terus menerus ditimpa kesulitan. Begitupun, tidak mungkin dalam hidup ini kita selalu menemukan kelapangan dan kemudahan. Segalanya pasti akan ada akhirnya dan dipergilirkan dengan keadilan Allah Swt.
4.      Evaluasi Diri,
Hidup ini bagai gaung dipegunungan, apa yang kita bunyikan, suara itu pulalah yang akan kembali pada kita. Artinya, segala sesuatu yang terjadi pada kita adalah buah dari apa yang kita lakukan.
Dalam alQuran Surat AlZalzalah ayat 7-8, Allah Swt berfirman,
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar (seberat) dzarrahpun, niscaya Dia akan lihat balasannya, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun niscaya Dia akan melihat balasannya.”
Jadikanlah setiap masalah menjadi sarana efektif untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri, karena hal itulah yang menjadi keuntungan bagi diri dan pengundang pertolongan Allah Swt.
5.      Yakin pada pertolongan Allah,
Sekuat tenaga kita ikhtiar dan meminta bantuan siapapun, tanpa ijin-Nya tak akan pernah terjadi yang kita harapkan. Allah Swt memjanjikan dalam Surat At-Thalaq ayat 3, “Barangsiapa yang bersungguh-sungguh mendekati Allah (bertaqwa) niscaya akan diberi jalan keluar bagi setiap urusannya, dan akan diberi rizki dari tempat yang tidak disangka-sangka, dan barangsiapa yang bertawakal hanya kepada Allah niscaya akan dicukupi segala kebutuhannya.”
E.      Cerdik Mengatasi Konflik
Konflik bisa muncul kapan saja dan dimana saja, tak terkecuali ditempat kita bekerja. Masalahnya bukanlah bagaimana menghindarinya melainkan bagaimana cerdik mengatasinya.
Atasi konflik secara asertif. Asertif berarti menghindari sikap-sikap ancaman, intimidasi, dan menjatuhkan orang lain.
Ada 8 langkah dalam mengatasi konflik secara asertif, yaitu;
1.      Pupuk keyakinan
Yakinlah bahwa tak ada masalah tanpa ada jalan keluar. Allah Swt sendiri berjanji bahwa Dia tak akan membebani manusia diluar kesanggupannya.
2.      Definisikan masalah dan hasil yang ingin dicapai
Mendefinisikan berarti mencaritahu secara spesifik masalah yang dihadapi beserta berbagai kemungkinan penyebabnya.
3.      Rencanakan waktu dan tempat untuk bicara
Menentukan waktu dan tempat yang tepat untuk bicara sangat penting untuk mencapai suatu hasil dan tujuan.
4.      Rencanakan apa yang akan anda katakan
Membantu membahas masalah langsung ke intinya serta menghindari pernyataan-pernyatan yang akan memperuncing masalah.
5.      Nyatakan masalah secara jelas berdasarkan fakta
Nyatakanlah persoalan utama dalam bentuk fakta yang akurat.
6.      Ungkapkan perasaan bukan vonis
Ungkapkan apa yang anda pikirkan dan rasakan, karena pernyatan yang bersifat vonis dan diungkapkan secara kasar akan memunculkan pertengkaran baru.
7.      Jelaskan solusi yang diinginkan
Solusi yang diinginkan, ucapkanlah sebagai permintaan bukan instruksi atau ancaman.
8.      Perkuat solusi dengan menjelaskan konsekuensi
Jelaskan konsekuensi apa yang akan terjadi, jangan bebankan konsekuensi hanya pada satu pihak saja karena akan memunculkan perasaan diperlakukan tidak adil.

Konflik memang seringkali membuat lelah semua pihak yang terlibat. Disitulah saat-saat emosi kita diusik. Kemarahan, ketegangan , kecemasan dan stres berbaur menjadi satu sehingga yang kerap terjadi adalah sikap-sikap tak terkendali.
Hikmah tertinggi dari upaya kita melerai konflik adalah janji Allah Swt untuk memberikan rahmat bagi siapa saja yang bersedia mengatasi konflik dan menciptakan perdamaian. Berdasarkan firman Allah dalam al-Quran surat Al Hujurat ayat 10 berikut ini:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karenanya damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah SWT agar kamu mendapat rahmat.”